Selasa, 25 Oktober 2011

tugas ke dua (perilaku konsumen)

TUGAS PERILAKU KONSUMEN
Studi kasus : konsumsi air minum mineral
 






TRIA ARISTY
3 EA 11
11209656



UNIVERSITAS GUNADARMA
2011
BAB  I
PENDAHULUAN

1.      Latar Belakang Masalah
Perkembangan industri air minum yang semakin pesat, akan membawa dampak yang komplek bagi persaingan anatara perusahaan sendiri dengan perusahaan lain, dalam kondisi seperti ini, banyak perusahaan yang berusaha untuk bersaing memanfaatkan peluang untuk memproduksi air minum yang benar-benar dibutuhkan masyarakat, bebas polusi dan menyehatkan dalam bentuk gelas, botol dan galon, dengan menggunakan merk yang banyak beredar seperti Aqua, Club, Total, Ades, Aquase dan Cheer.
Dari kondisi tersebut di atas, dan semakin tingginya tingkat pendidikan dan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan, maka membawa pengaruh terhadap perilaku konsumen dalam mengkonsumsi air mineral. Di samping itu konsumen memiliki kebebasan dalam memilih produk. Maka produsen harus bertindak agar konsumen tertari dengan produk air mminum mineral produksinya.



1
2
2.      Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari penelitian ini adalah :
a.       Apa saja yang mempengaruhi pengetahuan konsumen dalam pembelian air minum mineral?
b.      Sumber daya apa saja yang di keluarkan konsumen dalam usaha membeli produk ?
c.       Bagaimana konsumen menganalisa hasil pembelian air minum pada pembelian berikutnya?


3.      Tujuan penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk :
a.       Mengetahui apa saja yang mempengaruhi pengetahuan konsumen dalam pembelian air minum mineral?
b.      Mengetahui sumber daya apa saja yang di keluarkan konsumen dalam usaha membeli produk ?
c.       Mencari tahu bagaimana konsumen menganalisa hasil pembelian air minum pada pembelian berikutnya?




3
4.      Metode penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan metoda survey lapangan. Diambil melaui contoh konsumen yang dipilih berdasarkan kriteria tertentu, dan umumnya dakam kriteria tersebut adalah orang-orang yang sering mrngkonsumsi produk air minum mineral.










BAB  II
PEMBAHASAN

Evaluasi alternatif sebelum pembelian
1.      Kriteria evaluasi
Dalam mengevaluasi sustu produk, konsumen memiliki beberapa kriteria masing masing, diantaranya manfaat, harga  dan kualitas dan pelayanan. Dalam hal ini konsumen akan memilih dari kriteria di atas dan menentukan mana produk yang memenuhi kriteria dan tidak.
Contoh : Konsumen air minum mineral aan memilih produk yang sesuai dengan kriteria harga, kualitas dan ketersediaanya di pasaran.

2.      Menentukan alternatif pilihan
Arti daripada alternatif adalah "pilihan lain". Selain itu, Alternatif dapat mengacu kepada beberapa hal yang dapat merubah pemikiran seorang konsumen terhadap suatu produk.
Contoh : Pada saat produk air minum mineral Aqua sedang habis di pasaran (warung, toko, supermarket) maka konsumen akan menentukan alternatif pilihan yaitu dengan cara membeli produk lain.

4
5
3.      Menaksir alternatif pilihan
Kriteria yang telah di tentukan seperti diaatas kemudian akan memunculkan beberapa alternatif produk,  alternatif ini lah yang digunakan konsumen dalam Menaksir alternatif pilihan.


4.      Menyeleksi aturan pengambilan keputusan
Dalam mengambil keputusan terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, yang paling utama adalah yang paling maksimal dakam memenuhi berbagai kriteria yang dapat di capai oleh produk.
Contoh : konsumen akan memilih produk air minum mineral merek Aqua dengan pertimbangan merek ini unggul dari beberapa kriteria lainnya.

Pembelian
1.      Proses keputusan membeli
A, Pengenalan Kebutuhan
Proses pembelian bermula dari pengenalan kebutuhan (need recognition)-pembelian, mengenali permasalahan atau kebutuhan. Pembeli merasakan adanya perbedaan antara keadaan aktual dan sejumlah keadaan yang diinginkan. Kebutuhan itu dapat dipicu oleh stimulus internal ketika salah satu kebutuhan normal-lapar, haus, seks, naik ke tingkatan yang cukup tinggi sehingga menjadi pendorong.
6
Contoh : Dalam keadaan terdesak, misalnya di tempat rekreasi, Haus akan memaksa seseorang mengharuskan untuk membeli air minum mineral sesuai yang tersedia di tempet tersebut, sehingga konsumen secara langsung melakukan proses  pengenalan terhadap produk.

B. Pencarian Informasi
Konsumen dapat memperoleh informasi dari berbagai sumber. Sumber itu meliputi sumber pribadi (keluarga, teman, tetangga, rekan kerja), sumber komersial (iklan, penjual, pengecer, bungkus, situs Web, dan lain-lain), sumber publik (media massa, organisasi pemberi peringkat), dan sumber berdasarkan pengalaman (memegang, meneliti, menggunakan produk). Pengaruh relatif di antara sumber informasi itu berbeda-beda di antara berbagai produk dan pembeli.

Konsumen biasanya menerima sebagian besar informasi dari sumber komersial.-yang dikendalikan oleh pemasar. Namun demikian, sumber yang paling efektif cenderung yang bersifat pribadi. Sumber komersial biasanya memberikan informasi kepada pembeli, sedangkan sumber pribadi memberikan legitimasi atau mengevaluasi produk bagi pembeli.

Seseorang terkadang meminta orang lain-teman, keluarga, rekan kerja dan para profesional-supaya merekomendasikan produk atau jasa. Oleh karena itu,

7
perusahaan mempunyai ketertarikan yang kuat untuk membangun sumber pemasaran getok tular (word of mouth sources).

C. Pengevaluasian Alternatif

Bagaimana cara konsumen memilih dari alternatif merek yang ada? Pemasar perlu memahami proses pengevaluasian alternatif-yakni, cara konsumen memproses informasi yang menghasilkan berbagai pilihan merek. Sayangnya, konsumen tidak melakukan satu evaluasi secara tunggal dan sederhana, tetapi konsumen mungkin melakukan beberapa proses avaluasi.
Contoh : konsumen akan memilih produk air mineral mana yang memiliki mutu yang lebih baik, maupun harga yang lebih terjangkau.

D. Keputusan Pembeli
Di tahap pengevaluasian, konsumen menyusun peringkat merek dan membentuk kecenderuangan (niat) pembelian. Secara umum, keputusan pembelian konsumen akan membeli merek yang paling disukai, tetapi ada dua faktor yang muncul diantara kecenderungan pembelian dan keputusan pembelian. Faktor pertama
Adalah sikap orang lain


8
Contoh : Jika seseorang sangat merasa harus membeli air mineral yang harganya paling murah, maka kesempatan dia untuk membeli air mineral mahal akan berkurang.

Faktor kedua
Adalah faktor situasi tak terduga.
Konsumen mungkin membentuk kecenderungan pembelian berdasar pada pendapatan yang diharapkan, harga, dan manfaat produk yang diharapkan. Namun, keadaan tak terduga dapat mengubah kecenderungan pembelian.
Contoh : Seseorang mendapat pujian akan hasil atau manfaat dari mengkonsumsi air mineral, sehingga hal itu akan memotifasi untuk mengadakan pembelian ulang.

F. Perilaku Setelah Pembelian
Konsumen yang tidak puas memberikan tanggapan secara berbeda. Konsumen yang puas, secara rata-rata, akan berbicara kepada tiga orang mengenai baiknya pengalaman mereka mengenai produk, sedangkan konsumen yang tidak puas akan mengeluh ke 11 orang. Bahkan, suatu studi menunjukkan bahwa 13 persen orang yang mempunyai masalah dengan organisasi tertentu mengeluh tentang organisasi tersebut ke lebih dari 20 orang. Jadi, berita buruk dari mulut ke mulut berjalan lebih cepat daripada berita baik dari mulut ke mulut dan dapat dengan cepat merusak sikap konsumen terhadap perusahaan dan produknya.
9
Contoh : bila suatu produk air mineral mengecewakan, maka konsumen akan berbicara dari mulut kemulut soal kejelekan hal tersebut lebih banyak dari pada manfaatnya.

2.      Memilih alternatif terbaik
Setiap konsumen akan menganalisa setiap produk yang pernah ia gunakan, maka secara otomatis akan terjadi pemiliihan produk mana yang terbaik.
Contoh : seorang konsumen akan memilih untuk membeli air mineral yuang memiliki harga yang murah, di samping itu kualitas juga tidak di sepelekan.

3.      Memilih sumber-sumber pembelian
Sumberdaya konsumen dan pengetahuan
1.      Sumberdaya ekonomi
Segala sesuatu sumberdaya yang dimiliki baik yang tergolong pada sumberdaya alam (natural resources/endowment factors) maupun potensi sumberdaya manusia yang dapat memberikan manfaat (benefit) serta dapat digunakan sebagai modal dasar pembangunan (ekonomi)

2.      Sumberdaya sementara
Waktu menjadi variabel yang semakin penting dalam memahami perilaku konsumen. Karena konsumen mayoritas semakin mengalami kemiskinan akan
10
waktu. Namun demikian ada suatu bagian waktu yang dihabiskan untuk kegiatan yang sangat pribadi yaitu waktu senggang.


Sumber daya konsumen dan pengetahuan (knowledge)
1.  Sumber daya ekonomi
Sumberdaya ekonomi adalah Segala sesuatu sumberdaya yang dimiliki baik yang tergolong pada sumberdaya alam (natural resources/endowment factors) maupun potensi sumberdaya manusia yang dapat memberikan manfaat (benefit) serta dapat digunakan sebagai modal dasar pembangunan (ekonomi)

2.    Sumber daya sementara
           Berbicara mengenai Sumber daya sementara, waktu merupakan variabel yang semakin penting dalam memahami perilaku konsumen. Karena konsumen mayoritas semakin mengalami kemiskinan akan waktu. Namun demikian ada suatu bagian waktu yang dihabiskan untuk kegiatan yang sangat pribadi yaitu waktu senggang.

3.      Sumber daya kognitif
Pengertian sumber daya kognitif adalah kemampuan untuk secara lebih tepat merepresentasikan dunia dan melakukan operasi logis dalam representasi konsep
11
yang berdasar pada kenyataan. Teori ini membahas munculnya dan diperolehnya schemata—skema tentang bagaimana seseorang mempersepsi lingkungannya— dalam tahapan-tahapan perkembangan, saat seseorang memperoleh cara baru dalam merepresentasikan informasi secara mental. Teori ini digolongkan ke dalam konstruktivisme,
Sumber daya kognitif Produk yang diklasifikasikan menurut sifat waktu konsumen disebut barang waktu (time goods).
a. Barang yang Menggunakan Waktu
Produk yang memerlukan pemakaian waktu dalam mengkonsumsinya.
Contoh: Menonton TV,
Memancing, Golf,
Tennis (waktu Senggang)
Tidur, perawatan pribadi, pulang pergi (waktu wajib)

b. Barang Penghemat Waktu
Produk yang menghemat waktu memungkinkan konsumen meningkatkan waktu leluasa mereka.
Contoh: dengan adanya air mineral yang siap minum, maka konsumen mtidak memerlukan waktu untuk memasaknya, hal ini aka dapat menghemat waktu karena tidak perlu memasak.


12
  1. Kandungan pengetahuan
Pengetahuan Produk
Pengetahuan produk mencakupi:
1. Kesadaran akan katagori dan merek produk di dalam katagori produk.
2. Terminologi produk
3. Atribut atau ciri produk
4. Kepercayaan tentang katagori produk secara umum dan mengenai merek spesifik.
Informasi pengetahuan produk dapat diperoleh melalui analisis kesadaran konsumen dan citra dari merek.

a. Analisis Kesadaran
 Hal yang lazim untuk menilai kesadaran merek adalah ukuran kesadaran “puncak pikiran.” Merek yang akrab dengan konsumen merupakan perangkat kesadaran (awareness net). Jelaslah, sulit untuk menjual produk yang “tidak dikenal.” Sebagai akibatnya, sasaran pemasaran yang penting adalah memindahkan merek ke dalam perangkat kesadaran. Peningkatan kesadaran adalah sasaran utama dari iklan yang muncul.
• Contoh: konsumen lebih mudah untuk menyebut kata AQUA untuk produk air minum mineral apa saja, hal ini membuktikan bahwa aqua telah menguasai kesadaran konsumen akan suatu produk.  

13
B. Citra Merek
Pemasar juga berkepentingan dengan kepercayaan yang dianut oleh konsumen dan menentukan suatu citra merek. Pemeriksaan pengetahuan konsumen mengenai sifat objek dikenal sebagai analisis citra (image analysis).
Contoh: produsen air minum mineral aqua mengumbarkan sebuah kalimat bahwa air bersumber langsung dari mata air pegunungan, hal ini akan melekat erat sebagai pencintraan image.

D. Pengetahuan Harga
Salah satu aspek pengetahuan produk yang patut di khususkan adalah aspek yang melibatkan harga produk. Keputusan penetapan harga oleh eksekutif pemasaran mungkin pula bergantung kepada persepsi mereka mengenai berapa baik konsumen mendapatkan informasi mengenai harga. Pemasar akan lebih dimotivasi untuk menekan harga dan berespons terhadap potongan harga kompetitif bila mereka percaya konsumen banyak mengetahui tentang harga yang ditetapkan di dalam pasar.
Sebaliknya, tingkat pengetahuan yang rendah mengenai harga memungkinkan pemasar kurang memperhatikan tentang perbedaan harga yang berarti sehubungan dengan pesaing. Bila konsumen sebagian besar tidak mengetahui tentang perbedaan harga relatif., pemasar dapat mengeksploitasi ketidaktahuan ini melalui harga yang lebih tinggi.

14
E. Pengetahuan Pembelian
 Mencakupi bermacam potongan informasi yang dimiliki konsumen yang berhubungan erat dengan pemerolehan produk. Dimensi dasar dari pengetahuan pembelian (purchase knowledge) melibatkan informasi berkenaan dengan

F. Pengetahuan Pemakaian
Pengetahuan pemakaian (usage knowledge) mencakupi informasi yang tersedia di dalam ingatan mengenai bagaimana suatu produk dapat digunakan dan apa yang diperlukan agar benar-benar menggunakan produk tersebut. Konsumen mungkin mengetahui untuk apa air mineral dapat digunakan, tetapi tidak mengetahui apa manfaat darai penggunaan air minum mineral beroksigen.

  1. Oganisasi pengetahuan
Organisasi pengetahuan merupakan sesuatu untuk mengatur atau struktur organisasi untuk  mengelompokan sesuatu, organisasi di buat untuk memudahkan penggunaan dokumen atau pengetahuan itu sendiri, atau juga bisa diartikan mendeskripsikan dokumen, isi, fitur da tujuan, dan membuat dokuneb-dokumen dan bagian yang dapat diakses oleh orang-orang mencari mereka atau pesan yang isinya meliputi pengetahuan. setiap jenis organisasi dan metode penyusunan indeks, abstrak, katalogisasi, klasifikasi, manajemen arsip, kepustakaan dan penciptaan atau bibliografi database tekstual untuk pengambilan informasi.

15
atau juga bisa di artikan sebagai tentang kegiatan seperti mendokumenkan, pengindeksan dan klasifikasi yang dilakukan di perpustakaan, database, arsip dll kegiatan ini dilakukan oleh pustakawan, arsiparis, spesialis subyek dan sekaligus oleh algoritma komputer.

  1. Mengukur pengetahuan
Cara yang paling nyata dalam mengukur pengetahuan adalah menilai secara langsung isi ingatan. Pengukuran pengetahuan objektif (objective knowledge) adalah pengukuran yang menyadap apa yang benar-benar sudah disimpan oleh konsumen di dalam ingatan.
 Pilihan akhir untuk menilai pengetahuan adalah dengan menggunakan ukuran pengetahuan subjektif (subjective knowledge). Pengukuran ini meyadap persepsi konsumen mengenai banyaknya pengetahuan mereka sendiri. Pada dasarnya, konsumen diminta untuk menilai diri mereka sendiri berkenaan dengan pengetahuan atau keakrabban.






BAB  III
PENUTUP
Kesimpulan
Konsumen akan melihat suatu produk dengan cara yang objektif yang sesuai dengan apa yang ia alami, setiap konsumen juga memilki persepsinya masing-masing terhadap suatu produk baik itu buruk maupun baik.
Kepuasan konsumen akan di jadikan acuan bagaimana produk tersebut memiliki nilai nya di pasar. Bila memuaskan maka secara otomatis konsumen akan merespon produk tersebut.
Permasalahan sumberdaya yang dimiliki oleh setiap konsumen dalam hal membeli maupun menkonumsi suatu barang produk, selalu terjadi . waktu yang terbatas membuat setisp konsumen tidak dapat mengkonsumsi barang sejenis secara bersamaan.


Daftar pustaka

16
17



tugas BAB 2

Nama : TRIA ARISTY
NPM : 11209656
Kelas : 3 EA 11

BAB II
LANDASAN TEORI

Teori dasar
Pada periode ini terjadi peningkatan dan perkembangan yang sangat pesat dari alat pembayaran non tunai dengan media kartu, seperti kartu debet, kartu kredit dan kartu ATM. Hal ini lebih disebabkan mening-katnya jumlah pemegang kartu dan transak-sinya yang diikuti pula dengan meningkatnya nilai transaksi.

Peningkatan aktivitas ATM antara lain disebabkan oleh makin luasnya jaringan pelayanan ATM, baik akibat penambahan mesin maupun sebagai akibat dari makin banyaiknya bank yang menjadi anggota switching ATM. Sedangkan alat pembayaran non tunai dengan media kertas masih terdiri dari cek, bilyet giro, wesel bank, not debet, nota kredit dan beberapa warkat kliring lain-nya.

Teknologi ATM merupakan salah satu hasil dari upaya standarisasi Broadband Integrated Services Digital Networks (BISDN) yang dilakukan oleh ITU-T pada pertengahan tahun 1980-an. Teknologi ATM sendiri men-gacu pada suatu teknik transmisi paket data berkecepatan sangat tinggi dengan meng-gunakan mekanisme switching dan time divi-sion multiplexing yang diterapkan pada sel-sel berukuran tetap dan relatif kecil.


Tinjauan riset terdahulu
WATI ARIS ASTUTI, 2011. Menyatakan dampak dari perkembangan teknologi ATM Selain membawa dampak positif yaitu untuk memudahkan nasabah dalam pengambilan uang tunai tanpa harus ke bank, perkembangan tekhnologi ATM ini juga membawa dampak negatif. Adanya kemuda-han ATM yang terdapat diberbagai tempat strategis mengundang pihak yang tidak ber-tanggung jawab untuk menyalahgunakannya seperti melakukan pembobolan terhadap ATM tersebut.

Beberapa variabel yang di bahas dalam meneliti dampak dari penggunaanb ATM dalam perekonomian adalah : pelayanan, efisien, dan praktis.
Pelayanan berasal dari kata service yang berarti melayani. Pengertian pelayanan adalah aktivitas/manfaat yang ditawarkan oleh organisasi atau perseorangan kepada konsumen (yang dilayani), yang bersifat tidak berwujud dan tidak dapat dimiliki. (Endang :Jurnal Ilmu Administrasi)
 Efisiensi adalah perbandingan yang terbaik antara input (masukan) dan output (hasil antara keuntungan dengan sumber-sumber yang dipergunakan), seperti halnya juga hasil optimal yang dicapai dengan penggunaan sumber yang terbatas. Dengan kata lain hubungan antara apa yang telah diselesaikan, H. Emerson.
Praktis adalah suatu tindakan yang dilakukan untuk mencapai suatu tujuan dengan tidak menggunakan usaha yang berlebihan, serta mempersingkat usaha dalam menuju tujuan tersebut.

Pengembangan hipotesis
Manfaat atas pelayanan yang diberikan oleh mesin ATM antara lain: penarikan uang tunai, dapat digunakan se-bagai tempat untuk memesan buku cek dan bilyet giro, dapat digunakan sebagai tempat untuk meminta rekening koran, dapat digunakan sebagai tempat untuk mengecek saldo rekening nasabah.
Dengan adanya mesin ATM, pelayanan terhadap transaksi keuangan akan menjadi lebih cepat karena menggunakan tenaga mesin serta juga akan menghemat waktu (efisiensi), karena secara teknis tenaga mesin jauh lebih cepat dan teliti.
Disamping itu mesin ATM juga mempercepat proses transaksi yang dalam hal ini berati lebih praktis karena jika di bandingkan dengan mengambil uang langsung dari bank, prosesnya akan menjadi lebih rumit.

hipotesis
            hipotesis yang di dapat sementara adalah penggunaan mesin ATM lebih banyak mengandung unsurr yang bersifat manfaat, karena beberapa indikator  seperti pelayanan, efisien, dan praktis telah terpenuhi.


link pak prihantoro 

Senin, 10 Oktober 2011

tugas review 3 jurnal (REVISI)


Nama : tria aristy
npm : 11209656
 kelas : 3 ea 11

Tema : Upah tenagakerja

PERMASALAHAN UPAH KETENAGAKERJAAN
DI INDONESIA

Latar belakang
`             Upah adalah permasalahan yang paling mendasar dalam sebuah kegiatan ekonomi, terutama masalah ketenagakerjaan. Upah yang rendah mungkin akan memancing infestasi untuk dapat masuk dengan derasnya ke Indonesia dan menciptakan lapangan kerja baru dengan jumlah yang sangat besar, dan bahkan mampu mengurangi penganngguran dalam jumblah besar.
Namun di samping itu, terdapat masalah sosial, dimana bila upah dalam taraf yang sangat rendah maka akan menghambat tercapainya kesejahtera para tenaga kerja atau buruh, karena tingkat upah yang kecil mengurangi daya beli para buruh.
Namun bila upah terlalu tinggi, maka akan berimbas pada berkurangnya lapangan kerja sehingga membengkaknya angka pengangguran pengangguran yang terus menerus bertambah setiap tahun.

Tujuan penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk :
1.    Untuk Melihat sejauh mana upah akan berpengaruh terhadap kinerja para buruh.
2.    Untuk Melihat permasalahan tingkat upah di Indonesia
3.    Untuk mengetahui korelasi tingkat upah dengan loyalitas para buruh.
4.    Untuk melihat masala yang timbul dari kebijakan tingkat upah yang ditetapkan oleh pemerintah.

Motifasi penelitian
1.    Melihat sejauh mana upah akan berpengaruh terhadap kinerja para buruh.
2.    Melihat permasalahan tingkat upah di Indonesia
3.    Mengetahui korelasi tingkat upah dengan loyalitas para buruh.
4.    Melihat masala yang timbul dari kebijakan tingkat upah yang ditetapkan oleh pemerintah.

Metodelogi
  Dalam penelitian ini kami mengumpulkan data dari penelitian terdahulu serta jurnal-jurnal yng terdapat di Internet. Sementara alat analisis yang dipakai dalam penelitian ini adalah bersifat deskriptif. Studi kepustakaan, baik yang berasal dari buku teks maupun jurnal penelitian terdahulu.


Hipotesis
Hipotesis awal menduga bahwa upah minimum yang di tetapkan pemerintah memiliki pro dan kontra dari sebagian pihak, serta harus ditemukan jalan pemecahannya agar tidak terjadi kesenjangan yang tinggi antar hak-hak para buruh dengan kemampuan perusahaan memberi upah

Hasil dan  analisis

1.    PENGARUH UPAH DAN JAMINAN SOSIAL
TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN
DI PT SEMARANG MAKMUR SEMARANG
Oleh :
SETIADI, 2009
Salah satu cara memberikan penghargaan terhadap prestasi kerja karyawan yaitu dengan melalui upah. Upah merupakan masalah yang menarik dan penting bagi perusahaan, karena upah mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap pekerja. Apabila upah yang diberikan oleh perusahaan di rasa sudah sesuai denganjasa atau pengorbanan yang diberikan maka karyawan akan tetap bekerja dan lebih giat dalam bekerja.
Karena upah sebagai salah satu dari barometer di dalam pengukuranpengukuran berbagai macam kesejahteraan, maka tentunya dari Pemerintah akan berperan aktif untuk mengatur tentang upah. Pemerintah telah mengatur tentangUpah Minimal Kota/Kabupaten, sehingga UMK sering kali menjadi ajang keributan antara pengusaha dan pekerja. Hal ini terjadi karena masalah UMK hanya dilihat dari satu sisi di mana bagaimana seseorang bisa hidup dengan gaji yang diperoleh. Pemikiran ini tidak salah, tetapi pemikiran ini belum selesai. Mengapa? Karena isu masalah UMK hanya menyentuh sebagian dari seluruh pekerja atau dunia kerja.
2009



2.    PERANAN UPAH MINIMUM DALAM PENENTUAN UPAHDI SEKTOR INFORMAL DI INDONESIA
Oleh ; Diah Widarti, 2006

Upah minimum telah menjadi salah satu yang kebijakan pasar kerja terpenting yang dikeluarkan oleh pemerintah Indonesia. Kebijakan tersebut dimaksudkan untuk melindungi para pekerja melalui penerapannya yang didasarkan kepada kebutuhan hidup minimum seseorang. Di Indonesia, sebagian besar orang bekerja di sektor informal. Karena kebijakan upah minimum diterapkan dalam perusahaan yang mempunyai hubungan kerja bersifat formal,
Di era otonomi daerah, rekomendasi yang diberikan oleh bupati membawa pengaruh yang signifikan bagi gubernur dalam mengambil keputusan. Akan tetapi, gubernur dapat memiliki pertimbangan lain dalam menetapkan kenaikan suatu upah final dan melaksanakan pertimbangan ini jika Komisi pengupahan gagal menetapkan kenaikan upah minimum dalam kerangka waktu tertentu. Sebagai contoh, Gubernur DKI Jakarta melaksanakan pertimbangannya sendiri ketika menetapkan kenaikan upah minimum pada tahun 2002.
Singkat kata, kewenangan untuk menetapkan upah minimum di tingkat kabupaten/kotamadya tetap berada di tangan gubernur, yang bertindak sesuai dengan rekomendasi dari bupati/walikota. Upah minimum regional di sektor ekonomi tertentu harus dibicarakan dan disetujui oleh asosiasi pengusaha dan serikat pekerja. Dalam hal di mana sektor ekonomi tersebut tidak memiliki asosiasipengusaha, tawar menawar harus dilakukan di tingkat perusahaan dalam sektor ekonomi terkait. Praktek penentuan upah minimum sektoral di Indonesia bermacam-macam tergantung dari tiap provinsi. Sebagai contoh, beberapa provinsi seperti Sumatra Utara, Sumatra Selatan Maluku, Papua Barat, dan Bangka Belitung menerapkan upah minimum yang terpisah menurut sektor ekonomi tertentu. Sementara itu, beberapa provinsi seperti Aceh, Batam, Banten, Jambi dan Jawa Barat (termasuk kotamadya Bekasi dan kabupaten Tangerang) hanyamenerapkan satu upah yang berlaku secara umum (Hendrani. dkk, 2002).


3.    PENGARUH UPAH INSENTIF, TUNJANGAN KESEJAHTERAAN DAN JAMINAN SOSIAL TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUK PT. KUSUMA NANDA PUTRA PEDAN KLATEN
Disusun oleh:
WISNU DWI ATMONO, 2009

Pemberian upah insentif, tunjangan kesejahteraan dan jaminan sosial akan mempengaruhi perilaku karyawan dalam pekerjaannya, maka pihak perusahaan perlu mempertahhankan konsekuensi logis terhadap karyawan guna meningkatkan kerja dansemangat kerja pada karyawan, terutama pada karyawan bagian produksi.. Untuk mencapai tujuan setiap terusahaan memerlukan manejemen karena manejemen dapat digunakan sebagai alat untuk memecahkan persoalan-persoalan dalam perusahaan termasuk didalamnya menyangkut watak dan sifat manusia. Agar karyawan dapat bekerja secara produktif, perlu adanya pengaturan sumber daya manusia seacara propesional.
Adapun pengelolaan karyawan secara propesional ini dimulai dari sejak kegiatan rekruitmen karyawan, penyeleksian, pengklasifikasian, penempatan karyawan sesuai kemampuan, penataran dan pengembangan kariernya. Hal ini dapat diartikan bahwa masalah-masalah ketanagakerjaan dan sumber daya manusia dalam setiap perusahaan perlu mendapatkan perhatian yang serius karena besar pengaruhnya terhadap keberhasilan perusahaan.

Analisis
                    Pro dan kontra mengenai masalah upah bagi tenaga kerja dalam hal ini para vuruh, adalah suatu permasalahan yang saling berlawanan, dimana pihak buruh menginginkan upah yang lebih atu dalam tingkat yang tinggi guna memenuhi kebutuhannya sehari-hari, namun pihak perusahaan tentu berfikir dua kali untuk menaikkan tingkat upah karena semakin besar upah diberikan kepada par buruh, maka keuangan perusahaan akan semakin terbebani lebih berat,
Namun dengan di tetapkannya standar upah minimum per regional oleh pemerintah, maka diharapkan kebijakan ini akan mampu memberi jalan yang adail dan yang terbaik untuk semua pihak. Dengan adanya kebijakan upah minimum, maka perusahaan tidak dapat memberi upah kepada buruhnya di bawah standar yang ditetapkan.
Hal ini juga akan menjaga agar kesejahteraan para buruh masih dapat dipertahankan serta menjaga loyalitas para buruh terhadap perusahan yang dampaknya akan berimbas pada semangat kerja yang baik.

Rekomendasi